Koalisi AS Kirim Konvoi Senjata dan Logistik Terbesar
ClawsNews,DAMASKUS – Koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) baru saja mengirimkan konvoi senjata dan pasokan logistik terbesar untuk pasukannya di Suriah sejak jatuhnya pemerintahan Presiden Bashar Assad awal bulan ini. Laporan dari Al-Arabiya dan Al-Hadath mengungkapkan bahwa sekitar 60 truk penuh muatan telah memasuki Suriah melalui perbatasan al-Waleed dari Irak pada Senin (30/12/2024).
Tujuan Konvoi dan Lokasi Pangkalan Koalisi
Konvoi tersebut bergerak menuju pangkalan-pangkalan militer koalisi yang terletak di provinsi Al-Hasakah dan Deir ez-Zor di Suriah. Laporan juga menyebutkan bahwa lebih banyak senjata dan pasokan logistik sedang dikirim untuk mendukung pasukan koalisi, seiring dengan meningkatnya aktivitas militer AS, termasuk pengerahan kendaraan lapis baja dan pasukan ke dalam serta sekitar kota-kota seperti Deir ez-Zor, Raqqa, dan Kobani.
Peningkatan Aktivitas Militer AS di Suriah
Sejak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan kelompok lainnya berhasil menguasai Damaskus pada 8 Desember, telah ada total enam konvoi yang memasuki Suriah dengan muatan untuk pasukan koalisi, yang mencakup sekitar 210 truk. Perkembangan ini menandakan eskalasi dalam keterlibatan militer AS di Suriah.
Tensi Turki-AS Meningkat Terkait Dukungan terhadap Militan Kurdi
Di tengah perkembangan ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjanji untuk “mengubur” militan Kurdi yang beroperasi di kawasan tersebut. Erdogan juga mendesak AS, sebagai sekutu NATO, untuk mempertimbangkan kembali dukungannya terhadap Unit Perlindungan Rakyat (YPG), sebuah kelompok militan Kurdi yang beroperasi di dekat perbatasan Turki dan Irak. Turki menganggap YPG sebagai organisasi teroris, sementara AS telah menjadikan kelompok tersebut sekutu utama dalam pertempuran melawan Negara Islam (ISIS).
Erdogan menekankan bahwa AS harus memilih antara mendukung Turki atau mendukung militan Kurdi, yang beroperasi di wilayah yang strategis di perbatasan tersebut.
Peningkatan Jumlah Pasukan AS di Suriah
Awal bulan ini, Pentagon mengumumkan bahwa jumlah tentara AS di Suriah kini mencapai sekitar 2.000 orang, yang sekitar 1.100 lebih banyak dari jumlah yang telah dipublikasikan sebelumnya. Pasukan AS telah berada di Suriah selama lebih dari satu dekade, dengan dalih memerangi ISIS, dan kini mereka menguasai wilayah timur laut negara itu yang kaya akan ladang minyak.
Bentrokan Terus Berlanjut di Suriah
Situasi di Suriah saat ini masih sangat tegang. Bentrokan terus berlangsung antara Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS, sebagian besar terdiri dari milisi Kurdi, dan berbagai faksi yang mendukung Turki. Kelompok-kelompok Kurdi seperti YPG, yang menjadi sekutu utama AS dalam memerangi ISIS, kini juga dianggap sebagai teroris oleh Ankara.
Serangan Udara Koalisi AS terhadap ISIS
Koalisi yang dipimpin oleh AS telah melakukan beberapa serangan udara terhadap target-target ISIS sejak 8 Desember. Namun, Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) mengklaim pekan lalu bahwa AS dan ISIS sebenarnya bekerja sama secara diam-diam. Menurut SVR, militan ISIS diberi peringatan sebelumnya tentang serangan udara AS, memungkinkan mereka untuk menghindari kerugian besar.
Lebih lanjut, SVR mengklaim bahwa AS berencana untuk memanfaatkan kelompok ISIS untuk melakukan serangan teroris terhadap pangkalan-pangkalan Rusia yang ada di Suriah.
Kesimpulan
Kirimnya konvoi terbesar ke Suriah oleh koalisi AS ini menunjukkan peningkatan keterlibatan militer AS di negara tersebut. Situasi di Suriah terus berkembang dengan melibatkan berbagai aktor internasional, sementara ketegangan antara AS dan Turki semakin meningkat terkait dengan dukungan terhadap militan Kurdi.