Claws News,KYIV – Ukraina telah menawarkan diri untuk menggantikan posisi Hongaria di NATO dan Uni Eropa. Tawaran ini disampaikan oleh Kyiv dalam situasi ketegangan yang meningkat dengan Budapest, yang dianggap mendukung Rusia dalam perang melawan Ukraina. Perselisihan antara kedua negara ini berkaitan dengan berakhirnya kesepakatan transit gas Rusia-Ukraina pada awal tahun baru.
Tawaran Ukraina untuk Gantikan Hongaria
Pada 7 Januari 2025, Kementerian Luar Negeri Ukraina mengeluarkan pernyataan yang menyatakan keinginan mereka untuk menggantikan Hongaria di Uni Eropa dan NATO. Ukraina menuduh Hongaria sebagai negara yang lebih mendukung Rusia dan menyarankan agar negara tersebut bergabung dengan blok yang dipimpin Rusia. Pernyataan ini menyebutkan bahwa penggantiannya akan mengurangi pengaruh retorika pro-Kremlin dalam kedua aliansi tersebut.
Menurut Kementerian Luar Negeri Ukraina, Hongaria dianggap berperan dalam memperburuk kampanye informasi bermotif politik yang diduga dipengaruhi oleh kepentingan domestik. Kementerian juga menyatakan bahwa keputusan Ukraina untuk tidak memperpanjang perjanjian transit gas dengan Rusia pada tahun 2025 tidak akan merugikan harga konsumen atau keamanan energi di Uni Eropa, hal ini telah diakui oleh Komisi Eropa.
Ketegangan Energi dan Keamanan
Kementerian Luar Negeri Ukraina juga menyoroti bahwa hanya dua dari 27 negara Uni Eropa yang berusaha mengamankan ekonomi dan energi mereka dengan mencari alternatif dari Amerika Serikat dan Timur Tengah. Namun, negara-negara ini dianggap telah menghalangi akses ke pasar energi Eropa untuk sumber daya yang berasal dari Amerika Serikat dan mitra lainnya karena tetap mempertahankan hubungan energi dengan Rusia.
Lebih lanjut, Ukraina menegaskan bahwa jika Hongaria memprioritaskan penguatan hubungan dengan Rusia daripada Uni Eropa dan Amerika Serikat, mereka seharusnya menyatakan hal tersebut secara terbuka. Ukraina menyatakan siap untuk menggantikan posisi Hongaria di Uni Eropa dan NATO jika negara tersebut memilih untuk mengalihkan keanggotaan mereka ke dalam blok yang dipimpin Rusia seperti Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) atau Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO).
Reaksi Hongaria terhadap Keputusan Ukraina
Menteri Luar Negeri Hongaria, Péter Szijjártó, mengkritik rancangan undang-undang Parlemen Ukraina yang mengusulkan penutupan rute transportasi gas alam dan minyak dari Rusia selama keadaan perang. Ia menyebut keputusan tersebut “tidak dapat diterima” dan menulis di akun Facebook-nya bahwa “Kyiv perlu fokus pada realitas: di Uni Eropa, keputusan mengenai perekrutan anggota baru harus diambil dengan suara bulat, di mana setiap negara anggota berhak memberikan suaranya.”
Szijjártó juga menekankan bahwa setiap negara memiliki hak kedaulatan untuk memutuskan sumber energi yang mereka impor dan tidak ada pihak luar yang berhak memaksakan keputusan tersebut. Ia menambahkan bahwa memaksakan pengadaan energi yang lebih mahal dan kurang aman pada negara lain tidak dapat diterima.
Sejarah Ketegangan Ukraina-Hongaria
Perselisihan antara Ukraina dan Hongaria bukanlah hal yang baru. Kedua negara sebelumnya sudah mengalami ketegangan akibat hubungan dekat Perdana Menteri Hongaria Viktor Orbán dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Hongaria juga telah memperluas impor gas Rusia sejak perang dimulai hampir empat tahun lalu dan menentang berbagai sanksi Eropa terhadap Rusia. Selain itu, Hongaria juga menyuarakan penentangan terhadap bantuan militer dan keuangan yang diberikan Uni Eropa kepada Ukraina.
Aksesi Ukraina ke NATO dan Uni Eropa
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mendorong agar Ukraina dapat segera bergabung dengan NATO sebagai bagian dari “rencana kemenangan” yang diperkenalkan pada musim gugur 2024. Namun, banyak negara, termasuk Hongaria, menentang langkah tersebut. Selain itu, Ukraina juga mengajukan permohonan untuk bergabung dengan Uni Eropa segera setelah perang dimulai pada Februari 2022. Uni Eropa pun memutuskan untuk memulai negosiasi aksesi dengan Ukraina pada 2023, dengan pertemuan pertama untuk negosiasi tersebut dijadwalkan pada Juni 2024.